Oleh : Inayatul ‘Izzah, S. Pd.I
Akhlak adalah suatu perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya¹. Demikian pengertian akhlak menurut Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin.
Dalam pandangan Imam Al Ghazali, akhlak bukanlah sesuatu yang secara alami ada pada diri seseorang. Namun, akhlak adalah sesuatu yang bisa diperoleh seseorang melalui sebuah latihan atau riyadlah. Hal ini sesuai dengan hadits Qudsi yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam keadaan suci bersih. Laksana kertas putih, Bahwa fitrah manusia pada dasarnya adalah baik. Sebagaimana riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ فَجَاءَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ .
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (menyimpang dari kebatilan dan cenderung kepada perkara hak). Kemudian datanglah setan-setan yang menyesatkan mereka dari agamanya.
Akhlak seseorang selain merupakan pembawaan lahir juga terbentuk oleh lingkungan sekitarnya. Karena itu, akhlak yang baik dapat ditempa, diasah dan dilatih sejak dini. Tidak ada manusia yang sempurna. Namun, setiap orang bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesamnya di tengah masyarakat, baik di lingkungan tinggal, lingkungan kerja atau di lingkungan yang lain.
Dalam Islam, akhlak memiliki peranan yang sangat penting. Banyak ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW yang menekankan betapa pentingnya akhlak bagi orang-orang yang beriman.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda :
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya” (HR At-Tirmidzi no 1162)
Memang akhlak seseorang itu sangatlah penting. Baik akhlak dalam bertutur kata maupun dalam bertingkah laku. Baik akhlak terhadap orang yang lebih tua, teman sebaya atau bahkan yang lebih muda. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas bahwa akhlak seorang mukmin itu menjadi tolak ukur kesempurnaan imannya.
Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda ;
اِنَّمَا بُعِثْتُ لِاُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلاَخْلاَقِ
”Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
¹ Al-Ghozali, Mengobati penyakit Hati tarjamah Ihya’Ulum Ad-Din, dalam Tahdzib al-Akhlaq wa Mu`alajat Amradh Al-Qulub, (Bandung: Karisma, 2000), hlm 31






0 comments:
Post a Comment